Kamis, 17 Mei 2012

INDUSTRI MANUFAKTUR DI JAKARTA

NAMA           : NIKEN WIDYASWARA
KELAS          : 1 EB 26
NPM             : 25211164
      
            INDUSTRI MANUFAKTUR DI JAKARTA
Industri adalah kelompok perusahaan yang menghasilkan dan menjual barang sejenis atau jasa sejenis. Misalnya : industri tekstil adalah kelompok perusahaan yang menghasilkan dan menjual bahan baku tekstil, barang setengah jadi tekstil, dan barang jadi tekstil. Dalam perkembangannya, industri dikelompokkan menjadi 2, yaitu industri manufaktur dan industri jasa.
Menurut Heizer, dkk (2005), manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti membuat dengan tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang. Untuk membuat sesuatu barang dengan tangan maupum mesin diperlukan bahan atau barang lain. Seperti halnya membuat kue diperlukan tepung, gula, mentega, dan sebagainya. Secara umum dapat dikatakan bahwa manufaktur adalah kegiatan memproses suatu atau beberapa bahan menjadi barang lain yang mempunyai nilai tambah yang lebih besar. Manufaktur juga dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan memproses pengolahan input menjadi output.
Kegiatan manufaktur dapat dilakukan oleh perorangan (manufacturer) maupun oleh perusahaan (manufacturing company). Sedangkan industri manufaktur adalah kelompok perusahaan sejenis yang mengolah bahan-bahan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang bernilai tambah lebih besar. Contoh industri manufaktur, misalnya: industri tekstil, industri obat, industri semen, dan lain-lain.
Berdasarkan jenis proses produksi atau berdasarkan sifat manufakturnya, perusahaan manufaktur dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yakni 1) Perusahaan dengan jenis proses produksi terus-menerus (continuous process atau continuous manufacturing, 2) Perusahaan dengan proses produksi yang terputus-putus (intermitten process) atau intermitten manufacturing).
Strategi respons terhadap permintaan konsumen mendefinisikan bagaimana suatu perusahaan industri manufaktur akan memberikan tanggapan atau respons terhadap permintaan konsumen. Pada dasarnya strategi respons terhadap permintaan konsumen dapat diklasifikasikan dalam kategori: Design-to-Order, Make-to-Order, Assemble-to-Order, Make-to-Stock.
Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata manufacturing muncul tahun 1683. Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi (1) perancangan produk, (2) pemilihan material, dan (3) tahap-tahap proses dimana produk tersebut dibuat. Pada konteks yang lebih modern, manufaktur melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan. Mengikuti definisi ini, manufaktur pada umumnya adalah suatu aktifitas yang kompleks yang melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas sebagaiberikut:

- Perancangan Produk - Pembelian - Pemasaran
- Mesin dan perkakas - Manufacturing - Penjualan
- Perancangan proses - Production control - Pengiriman
- Material - Support services - Customer service

industri  manufaktur di jakarta itu sendiri merupakan penopang perekonomian di indonesia, seperti yang telah kita ketahui bahwa jakarta merupakan kota metropolitan yang mana merupakan pusat bisnis internasional,sehingga para pebisnis
pun melirik Jakarta untuk tempat berinvestasi.

Sebagai motor penggerak (prime mover) pertumbuhan ekonomi, sektor industri
khususnya industri pengolahan nonmigas (manufaktur) menempati posisi strategis
untuk terus ditingkatkan kinerjanya. Sejak krisis ekonomi tahun 1997, kinerja industri
manufaktur mengalami penurunan cukup drastis. Kondisi tersebut disebabkan terutama
karena beban hutang, terutama yang berasal dari luar negeri, di banyak perusahaan besar
yang membengkak akibat merosot drastisnya nilai tukar Rupiah serta masih terus
menurunnya daya saing pada banyak produk ekspornya. Dalam rangka mengembalikan
kinerjanya, berbagai upaya pemulihan dan restrukturisasi industri telah diprogramkan
sejak 1999. Namun berbagai upaya tersebut masih juga belum cukup berhasil
mengembalikan kinerja sektor ini pada keadaan sebelum krisis. Situasi yang dinilai
masih banyak mengganggu adalah belum terdapatnya lingkungan usaha yang kondusif
dan masih terbatasnya kapasitas infrastruktur di dalam mendukung proses peningkatan
produksi yang diharapkan.
Menurut perhitungan sementara, pertumbuhan industri pada tahun diperkirakan
sekitar 6,5 persen. Tingkat pertumbuhan ini relatif lebih baik dibandingkan dengan dua
tahun sebelumnya. Namun demikian, rata-rata tingkat pemanfaatan kapasitas terpasang
industri secara nasional diperhitungkan masih sekitar 62 persen. Indikasi untuk
perkiraan capaian ini dapat dilihat dari peningkatan impor bahan baku/penolong pada
tahun 2004 sebesar 40,4 persen dari tahun sebelumnya. Walaupun secara nasional
tingkat utilisasi ini masih relatif rendah, namun pada komoditi tertentu operasionalisasi
kapasitas terpasang justru telah dapat dilampaui. Contohnya adalah pada industri
kendaraan roda dua yang pada tahun 2003 kapasitas terpasangnya adalah 3,5 juta unit
sedangkan produksinya melebihi 3,5 juta unit.
Perkembangan industri manufaktur tidak terlepas dari peran industri kecil dan
menengah. Industri kecil dan menengah memberikan kontribusi penting kepada
pertumbuhan ekonomi, terutama perluasan kesempatan kerja. Jumlah industri kecil dan
menengah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia pada tahun 2004 diperkirakan
lebih dari 3,0 juta unit. Potensi ekspornya juga cukup besar walaupun kontribusinya
masih rendah. Dari data yang tersedia, peranan ekspor industri kecil dan menengah
tahun 2003 baru mencapai 10,0 persen dari total ekspor non migas.
Kondisi industri manufaktur di tahun 2005 diperkirakan juga akan lebih baik dengan
pertumbuhan sekitar 6,87,3 persen dengan pemanfaatan kapasitas terpasang rata-rata
secara nasional menjadi sebesar 65 persen pada tahun 2005. Ekspansi ini dapat dilihat
dari peningkatan impor barang modal pada tahun 2004 sebesar 41,29 persen dari tahun
sebelumnya. Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi di berbagai sektor ternyata
turut mendorong tumbuhnya industri manufaktur lokal, meski sebagian besar skalanya
II.17 – 2
masih kecil dan menengah. Tahun 2005 ini, penetrasi penggunaan komputer pribadi
(personal computer/PC) di Indonesia diperkirakan mencapai 3,05 juta unit, atau
meningkat 29,8 persen dari total pemakaian PC tahun 2004.
Tantangan yang dihadapi pada tahun 2006 adalah masih lemahnya daya saing
produk industri di pasar internasional yang antara lain disebabkan tingginya biaya yang
tidak produktif akibat sarana dan layanan publik yang belum baik. Tantangan
berikutnya adalah masih lemahnya keterkaitan antara industri hilir dengan industri kecil
dan menengah, lemahnya struktur klaster industri-industri unggulan kita, serta
penguasaan teknologi yang belum terbangun dengan baik. Sementara itu, dengan tingkat
utilisasi kapasitas masih di bawah 70 persen, sektor ini belum dapat diharapkan untuk
berperan penting di dalam mendukung upaya penyerapan tenaga kerja baru, padahal
tingginya tingkat pengangguran adalah masalah yang mendesak untuk diselesaikan.
Dengan demikian, tantangan utamanya adalah meningkatkan tumbuhnya investasi baru
di dalam kegiatan produksi.
Selain itu, dalam rangka memperluas basis produksi, permasalahan dan berbagai
keterbatasan yang dihadapi industri kecil dan menengah kepada akses permodalan,
sumberdaya, pemasaran dan informasi merupakan masalah yang perlu dipecahkan
bersama agar industri skala ini dapat didorong perkembangannya. Oleh karena itu,
arahan kebijakan yang operasional untuk tumbuhnya basis industri baru merupakan
tantangan yang perlu dirumuskan dengan seksama, yang antara lain melalui
penumbuhan industri pengolahan hasil-hasil pertanian di perdesaan untuk sekaligus
mendukung revitalisasi pertanian, dan mengintensifkan penyebaran industri pengolahan
ke luar Pulau Jawa.
Perlu dicermati bahwa terbatasnya kapasitas infrastruktur, rendahnya kualitas SDM
serta kecilnya jumlah penduduk sebagai basis tenaga kerja dan pasar produk yang
sangat terbatas membuat investasi di Luar Pulau Jawa bisa menjadi kurang menarik.
Dengan demikian, perlu ada rumusan kebijakan komprehensif yang tepat untuk
menerobos kondisi ini. Semua tantangan ini diperkirakan masih menjadi masalah yang
perlu mulai dibenahi pada tahun 2006.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang selama triwulan I-2012 (Januari-Maret) naik 4,88 persen dibanding triwulan I-2011 (year on year/yoy) yang tumbuh sebesar 3,51 persen.

Meski demikian BPS tidak merinci lebih lanjut nilai dari masing-masing produksi industri manufaktur yang dimaksud.

Jenis industri yang mengalami kenaikan pertumbuhan produksi tertinggi pada Maret 2012 dibanding periode sama 2011 antara lain farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional yang naik 24,56 persen, peralatan listrik (15,72 persen), serta jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan (10,29 persen). Kemudian, pengolahan lainnya (10,15 persen), pengolahan tembakau (9,50 persen), mesin dan perlengkapan ytdl (8,54 persen), barang galian bukan logam (7,75 persen).

Selanjutnya pencetakan dan reproduksi media rekaman (7,46 persen), industri karet, barang dari karet dan plastik (5,01 persen), logam dasar (4,45 persen), minuman (4,2 persen), serta produk dari batubara dan pengilangan minyak bumi (3,27 persen). Kemudian, komputer dan barang elektronik dan optik (3,12 persen), mebel (2,81 persen), alat angkutan lainnya (2,27 persen).

Sebaliknya jenis industri manufaktur yang mengalami penurunan produksi yaitu pakaian jadi (1,37 persen), kulit, barang dari kulit dan alas kaki (2,51 persen), tekstil (2,91 persen), kendaraan bermotor, trailer dan seni trailer 6,84 persen, kayu, baran dari kayu dan gabus, barang anyaman bambu, rotan 12,47 persen.


2 komentar:

  1. Salam kenal ^^ sobat, mari berkunjung dan bergabung diblog sederhana == http://jhadiwijaya-jhadiwijayablogspotcom.blogspot.com/

    BalasHapus
  2. Kepada Yth.
    Seluruh Relasi Direktur, Purchasing, Pimpinan Perusahaan, HRD & GA Manager, Legal Manager, Sekretaris Perusahaan
    dan Rekan-Rekan Tim Sekalian
    Di Tempat,

    Bersama ini kami sampaikan kepada Bapak/Ibu atas kelancaran pengiriman barang-barang, berupa Cargo Kontrucsi, Mesin Bekas, Pipa, Alat Berat, spare part dan lain-lain baik Darat, Laut bahkan Udara, Kami PT. VISA PARAMA LINES siap membantu.

    Kami Juga Melayani :
    a. MELAYANI INTERNATIONAL Sea & Air FREIGHT FORWARDING, CUSTOMS CLEARANCE, PROJECT
    SPECIALIST, INLAND TRANSPORTATION, EXPORT-IMPORT, melalui PELABUHAN LAUT dan UDARA baik Resmi maupun
    Borongan (All In) di seluruh wilayah Indonesia.
    b. MELAYANI IZIN PERUSAHAAN UNTUK CONSIGNEE IMPORT (UNDER NAME).
    c. PENGURUSAN JASA KEPABEANAN (PPJK), HANDLING EXPORT-IMPORT.
    d. MELAYANI PENGIRIMAN DOMESTIC & INTERNATIONAL Sea & Air (DOOR TO DOOR, FIOST, PORT
    TO PORT, CY-CY DIBIDANG ANGKUTAN LAUT, DARAT & UDARA), di seluruh wilayah Indonesia.

    Misi Kami:
    Ø Memperlancar usaha anda dengan service yang sangat Memuaskan & Tepat Waktu.
    Ø Harga relatif murah/bersaing.

    Kami juga menerima sigment import yang sudah terlanjur masuk ke pelabuhan tanjung priok dan bandara Soekarno-hatta yang tidak di lengkapi dengan izin import.

    Demikian perkenalan ini kami sampaikan, satu kebanggaan besar bagi kami bila dapat bekerjasama dengan perusahaan yang Bapak/Ibu Pimpin,
    Atas perhatian dan kepercayaan yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.

    --
    PT. VISA PARAMA LINES

    Head Office :
    Jl. Tebet Timur Kav. 29/9-10
    Jakarta Selatan – Indonesia
    Tel : +62-21 8394 8347
    Fax : +62-21 8536 5750
    E-mail : cs-jkt@vpl-logistics.com
    Webb : www.vpl-logistics.com

    Branch :
    Jl. Pemuda 11 DEF
    Medan – Indonesia
    Tel : +62-21 6998 4271
    Fax : +62-21 6998 4271
    E-mail : cs-mdn@vpl-logistics.com
    Webb : www.vpl-logistics.com

    BalasHapus