NAMA :
NIKEN WIDYASWARA
KELAS :
1 EB 26
NPM : 25211164
INDUSTRI
MANUFAKTUR DI JAKARTA
Industri adalah kelompok perusahaan yang menghasilkan dan
menjual barang sejenis atau jasa sejenis. Misalnya : industri tekstil adalah
kelompok perusahaan yang menghasilkan dan menjual bahan baku tekstil, barang
setengah jadi tekstil, dan barang jadi tekstil. Dalam perkembangannya, industri
dikelompokkan menjadi 2, yaitu industri manufaktur dan industri jasa.
Menurut Heizer, dkk (2005), manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti membuat dengan tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang. Untuk membuat sesuatu barang dengan tangan maupum mesin diperlukan bahan atau barang lain. Seperti halnya membuat kue diperlukan tepung, gula, mentega, dan sebagainya. Secara umum dapat dikatakan bahwa manufaktur adalah kegiatan memproses suatu atau beberapa bahan menjadi barang lain yang mempunyai nilai tambah yang lebih besar. Manufaktur juga dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan memproses pengolahan input menjadi output.
Kegiatan manufaktur dapat dilakukan oleh perorangan (manufacturer) maupun oleh perusahaan (manufacturing company). Sedangkan industri manufaktur adalah kelompok perusahaan sejenis yang mengolah bahan-bahan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang bernilai tambah lebih besar. Contoh industri manufaktur, misalnya: industri tekstil, industri obat, industri semen, dan lain-lain.
Berdasarkan jenis proses produksi atau berdasarkan sifat manufakturnya, perusahaan manufaktur dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yakni 1) Perusahaan dengan jenis proses produksi terus-menerus (continuous process atau continuous manufacturing, 2) Perusahaan dengan proses produksi yang terputus-putus (intermitten process) atau intermitten manufacturing).
Strategi respons terhadap permintaan konsumen mendefinisikan bagaimana suatu perusahaan industri manufaktur akan memberikan tanggapan atau respons terhadap permintaan konsumen. Pada dasarnya strategi respons terhadap permintaan konsumen dapat diklasifikasikan dalam kategori: Design-to-Order, Make-to-Order, Assemble-to-Order, Make-to-Stock.
Menurut Heizer, dkk (2005), manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti membuat dengan tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang. Untuk membuat sesuatu barang dengan tangan maupum mesin diperlukan bahan atau barang lain. Seperti halnya membuat kue diperlukan tepung, gula, mentega, dan sebagainya. Secara umum dapat dikatakan bahwa manufaktur adalah kegiatan memproses suatu atau beberapa bahan menjadi barang lain yang mempunyai nilai tambah yang lebih besar. Manufaktur juga dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan memproses pengolahan input menjadi output.
Kegiatan manufaktur dapat dilakukan oleh perorangan (manufacturer) maupun oleh perusahaan (manufacturing company). Sedangkan industri manufaktur adalah kelompok perusahaan sejenis yang mengolah bahan-bahan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang bernilai tambah lebih besar. Contoh industri manufaktur, misalnya: industri tekstil, industri obat, industri semen, dan lain-lain.
Berdasarkan jenis proses produksi atau berdasarkan sifat manufakturnya, perusahaan manufaktur dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yakni 1) Perusahaan dengan jenis proses produksi terus-menerus (continuous process atau continuous manufacturing, 2) Perusahaan dengan proses produksi yang terputus-putus (intermitten process) atau intermitten manufacturing).
Strategi respons terhadap permintaan konsumen mendefinisikan bagaimana suatu perusahaan industri manufaktur akan memberikan tanggapan atau respons terhadap permintaan konsumen. Pada dasarnya strategi respons terhadap permintaan konsumen dapat diklasifikasikan dalam kategori: Design-to-Order, Make-to-Order, Assemble-to-Order, Make-to-Stock.
Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin
manus factus yang berarti dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama
kali tahun 1576, dan kata manufacturing muncul tahun 1683. Manufaktur, dalam
arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses
ini meliputi (1) perancangan produk, (2) pemilihan material, dan (3)
tahap-tahap proses dimana produk tersebut dibuat. Pada konteks yang lebih
modern, manufaktur melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui
bermacam-macam proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan yang
terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan. Mengikuti
definisi ini, manufaktur pada umumnya adalah suatu aktifitas yang kompleks yang
melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas sebagaiberikut:
- Perancangan Produk - Pembelian - Pemasaran
- Mesin dan perkakas - Manufacturing - Penjualan
- Perancangan proses - Production control - Pengiriman
- Material - Support services - Customer service
industri manufaktur di jakarta itu sendiri merupakan penopang perekonomian di indonesia, seperti yang telah kita ketahui bahwa jakarta merupakan kota metropolitan yang mana merupakan pusat bisnis internasional,sehingga para pebisnis pun melirik Jakarta untuk tempat berinvestasi.
- Perancangan Produk - Pembelian - Pemasaran
- Mesin dan perkakas - Manufacturing - Penjualan
- Perancangan proses - Production control - Pengiriman
- Material - Support services - Customer service
industri manufaktur di jakarta itu sendiri merupakan penopang perekonomian di indonesia, seperti yang telah kita ketahui bahwa jakarta merupakan kota metropolitan yang mana merupakan pusat bisnis internasional,sehingga para pebisnis pun melirik Jakarta untuk tempat berinvestasi.
Sebagai motor penggerak (prime mover) pertumbuhan ekonomi, sektor industri
khususnya
industri pengolahan nonmigas (manufaktur) menempati posisi strategis
untuk
terus ditingkatkan kinerjanya. Sejak krisis ekonomi tahun 1997, kinerja
industri
manufaktur
mengalami penurunan cukup drastis. Kondisi tersebut disebabkan terutama
karena
beban hutang, terutama yang berasal dari luar negeri, di banyak perusahaan besar
yang
membengkak akibat merosot drastisnya nilai tukar Rupiah serta masih terus
menurunnya
daya saing pada banyak produk ekspornya. Dalam rangka mengembalikan
kinerjanya,
berbagai upaya pemulihan dan restrukturisasi industri telah diprogramkan
sejak
1999. Namun berbagai upaya tersebut masih juga belum cukup berhasil
mengembalikan
kinerja sektor ini pada keadaan sebelum krisis. Situasi yang dinilai
masih
banyak mengganggu adalah belum terdapatnya lingkungan usaha yang kondusif
dan
masih terbatasnya kapasitas infrastruktur di dalam mendukung proses peningkatan
produksi
yang diharapkan.
Menurut
perhitungan sementara, pertumbuhan industri pada tahun diperkirakan
sekitar
6,5 persen. Tingkat pertumbuhan ini relatif lebih baik dibandingkan dengan dua
tahun
sebelumnya. Namun demikian, rata-rata tingkat pemanfaatan kapasitas terpasang
industri
secara nasional diperhitungkan masih sekitar 62 persen. Indikasi untuk
perkiraan
capaian ini dapat dilihat dari peningkatan impor bahan baku/penolong pada
tahun
2004 sebesar 40,4 persen dari tahun sebelumnya. Walaupun secara nasional
tingkat
utilisasi ini masih relatif rendah, namun pada komoditi tertentu
operasionalisasi
kapasitas
terpasang justru telah dapat dilampaui. Contohnya adalah pada industri
kendaraan
roda dua yang pada tahun 2003 kapasitas terpasangnya adalah 3,5 juta unit
sedangkan
produksinya melebihi 3,5 juta unit.
Perkembangan
industri manufaktur tidak terlepas dari peran industri kecil dan
menengah.
Industri kecil dan menengah memberikan kontribusi penting kepada
pertumbuhan
ekonomi, terutama perluasan kesempatan kerja. Jumlah industri kecil dan
menengah
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia pada tahun 2004 diperkirakan
lebih
dari 3,0 juta unit. Potensi ekspornya juga cukup besar walaupun kontribusinya
masih
rendah. Dari data yang tersedia, peranan ekspor industri kecil dan menengah
tahun
2003 baru mencapai 10,0 persen dari total ekspor non migas.
Kondisi
industri manufaktur di tahun 2005 diperkirakan juga akan lebih baik dengan
pertumbuhan
sekitar 6,87,3 persen dengan pemanfaatan kapasitas terpasang rata-rata
secara
nasional menjadi sebesar 65 persen pada tahun 2005. Ekspansi ini dapat dilihat
dari
peningkatan impor barang modal pada tahun 2004 sebesar 41,29 persen dari tahun
sebelumnya.
Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi di berbagai sektor ternyata
turut
mendorong tumbuhnya industri manufaktur lokal, meski sebagian besar skalanya
II.17
– 2
masih
kecil dan menengah. Tahun 2005 ini, penetrasi penggunaan komputer pribadi
(personal
computer/PC) di Indonesia diperkirakan mencapai 3,05 juta unit, atau
meningkat
29,8 persen dari total pemakaian PC tahun 2004.
Tantangan
yang dihadapi pada tahun 2006 adalah masih lemahnya daya saing
produk
industri di pasar internasional yang antara lain disebabkan tingginya biaya
yang
tidak
produktif akibat sarana dan layanan publik yang belum baik. Tantangan
berikutnya
adalah masih lemahnya keterkaitan antara industri hilir dengan industri kecil
dan
menengah, lemahnya struktur klaster industri-industri unggulan kita, serta
penguasaan
teknologi yang belum terbangun dengan baik. Sementara itu, dengan tingkat
utilisasi
kapasitas masih di bawah 70 persen, sektor ini belum dapat diharapkan untuk
berperan
penting di dalam mendukung upaya penyerapan tenaga kerja baru, padahal
tingginya
tingkat pengangguran adalah masalah yang mendesak untuk diselesaikan.
Dengan
demikian, tantangan utamanya adalah meningkatkan tumbuhnya investasi baru
di
dalam kegiatan produksi.
Selain
itu, dalam rangka memperluas basis produksi, permasalahan dan berbagai
keterbatasan
yang dihadapi industri kecil dan menengah kepada akses permodalan,
sumberdaya,
pemasaran dan informasi merupakan masalah yang perlu dipecahkan
bersama
agar industri skala ini dapat didorong perkembangannya. Oleh karena itu,
arahan
kebijakan yang operasional untuk tumbuhnya basis industri baru merupakan
tantangan
yang perlu dirumuskan dengan seksama, yang antara lain melalui
penumbuhan
industri pengolahan hasil-hasil pertanian di perdesaan untuk sekaligus
mendukung
revitalisasi pertanian, dan mengintensifkan penyebaran industri pengolahan
ke
luar Pulau Jawa.
Perlu
dicermati bahwa terbatasnya kapasitas infrastruktur, rendahnya kualitas SDM
serta
kecilnya jumlah penduduk sebagai basis tenaga kerja dan pasar produk yang
sangat
terbatas membuat investasi di Luar Pulau Jawa bisa menjadi kurang menarik.
Dengan
demikian, perlu ada rumusan kebijakan komprehensif yang tepat untuk
menerobos
kondisi ini. Semua tantangan ini diperkirakan masih menjadi masalah yang
perlu mulai dibenahi
pada tahun 2006.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan
produksi industri manufaktur besar dan sedang selama triwulan I-2012
(Januari-Maret) naik 4,88 persen dibanding triwulan I-2011 (year on year/yoy)
yang tumbuh sebesar 3,51 persen.
Meski demikian BPS tidak merinci lebih lanjut nilai dari masing-masing produksi industri manufaktur yang dimaksud.
Jenis industri yang mengalami kenaikan pertumbuhan produksi tertinggi pada Maret 2012 dibanding periode sama 2011 antara lain farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional yang naik 24,56 persen, peralatan listrik (15,72 persen), serta jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan (10,29 persen). Kemudian, pengolahan lainnya (10,15 persen), pengolahan tembakau (9,50 persen), mesin dan perlengkapan ytdl (8,54 persen), barang galian bukan logam (7,75 persen).
Selanjutnya pencetakan dan reproduksi media rekaman (7,46 persen), industri karet, barang dari karet dan plastik (5,01 persen), logam dasar (4,45 persen), minuman (4,2 persen), serta produk dari batubara dan pengilangan minyak bumi (3,27 persen). Kemudian, komputer dan barang elektronik dan optik (3,12 persen), mebel (2,81 persen), alat angkutan lainnya (2,27 persen).
Sebaliknya jenis industri manufaktur yang mengalami penurunan produksi yaitu pakaian jadi (1,37 persen), kulit, barang dari kulit dan alas kaki (2,51 persen), tekstil (2,91 persen), kendaraan bermotor, trailer dan seni trailer 6,84 persen, kayu, baran dari kayu dan gabus, barang anyaman bambu, rotan 12,47 persen.
Meski demikian BPS tidak merinci lebih lanjut nilai dari masing-masing produksi industri manufaktur yang dimaksud.
Jenis industri yang mengalami kenaikan pertumbuhan produksi tertinggi pada Maret 2012 dibanding periode sama 2011 antara lain farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional yang naik 24,56 persen, peralatan listrik (15,72 persen), serta jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan (10,29 persen). Kemudian, pengolahan lainnya (10,15 persen), pengolahan tembakau (9,50 persen), mesin dan perlengkapan ytdl (8,54 persen), barang galian bukan logam (7,75 persen).
Selanjutnya pencetakan dan reproduksi media rekaman (7,46 persen), industri karet, barang dari karet dan plastik (5,01 persen), logam dasar (4,45 persen), minuman (4,2 persen), serta produk dari batubara dan pengilangan minyak bumi (3,27 persen). Kemudian, komputer dan barang elektronik dan optik (3,12 persen), mebel (2,81 persen), alat angkutan lainnya (2,27 persen).
Sebaliknya jenis industri manufaktur yang mengalami penurunan produksi yaitu pakaian jadi (1,37 persen), kulit, barang dari kulit dan alas kaki (2,51 persen), tekstil (2,91 persen), kendaraan bermotor, trailer dan seni trailer 6,84 persen, kayu, baran dari kayu dan gabus, barang anyaman bambu, rotan 12,47 persen.